Desember 29, 2011

The Mummy Kos

Ibu Kos yang budiman,..eh,budiwati...
Tahukah engkau bahwa aku telah menjadi korban kebrutalanmu...
Aku lemah dan tak berdaya..
Tak kuasa bertahan atau bahkan melawan
Akhirnya...
Oh noooo...


... ... ...
Maaf, saya kembali lebay. Oh, itu sudah biasa ding.
Dan maaf juga karena saya jadi sok puitis. Mau ngakak silahkan.
Mau muntah silahkan. Mau beol silahkan. Tapi bersihin sendiri ya...

Jadi, ceritanya, saya ini orangnya gag enakan, gampang dibujuk dan dirayu.
Singkatnya, gag tahan godaan.. aw aw aw.. #apaanseh
Ya, ternyata teman-temanku sudah membaca karakter saya ini.
Dan pada suatu ketika mereka mengkritikku.
"Kamu tuh lho, mbok yao berani nolak.
Kalo misal gag mau ya udah. Jangan ngerasa gag enak."

Okok. Itu menjadi bahan pertimbangan.
Saya memang harus belajar asertif, mengungkapkan apa yang saya rasakan,
dengan sejujur-jujurnya. Kalo emang gag mau, bilang gag.

Eh, baru beberapa hari setelah itu, lha ko saya kena batunya.
Gara-gara ibu kos nih... Beliau itu tuh,..hmm punya daya persuasif tinggi.
Cocok deh kalo jadi sales produk ;)
Dan gawatnya, beliau itu tahu kelemahan saya ini.
Wissss...cocok.

Pada suatu ketika, ibu menawari saya untuk di rebonding. Tapi saya gag mau.
I really love my sexy-curly hair ;))

"Arin, kamu mau dibonding gag?"
"Hah? Gag ahh bu,."
"Ya udah..."

Untuk smentara bersyukur. Tapi bukan Ibu Kos kalo dia gag berhasil menaklukkan mangsanya. Beberapa hari ke depannya beliau gigih berusaha membujuk saya. Sampai saya jengkel dan kehabisan alibi dan tak bisa ngeles lagi. Dyaaarrrrr!!!
saking jengkelnya, saya bertindak bodoh.
Pada suatu pagi yang kelabu,..
"Arin, mau ya...dibonding..." Bujukan yang sama.
"Gag buu,.maaf." Penolakan yang sama.
"Kenapa? Kan tampil beda..." Kalimat yang sama [lagi].
"Gag mau. Kalo dkriting aku mau." Kehabisan bahan les-lesan.
"Oh yaudah. Besok aku kabarin lagi ya..." Muka girang.
Saya mrongos. :o

Besoknya beliau bener-bener nyamperin ke kamar.
"Arin, jadi di kriting kan? Besok ya??"
"Hah? Beneran ya?" Shock berat.
"Iyaaaaa..." Seringai kemenangan.
Dyaarrrrr!!! Praaaanggggg!!!

Saya pikir, gag ada acara kriting-kritingan. Asal njeplak aja gara-gara kehabisan akal.
Ternyata...senjata makan tuan. Misuh-misuh sendiri deh saya. Segala penghuni kebun binatang pun jadi korban.

Kamu tahu, kriting macam apakah itu?
Kalo kamu tahu style rambut jadul ala 70-80an, macam mbak-mbak yang maen di Warkop DKI, ya seperti itulah. Bener-bener ahh..geje...ahh...mbuh...ahh..,
Hiissshhh,..rasane rambutku pengen tak setrika...
Pokoknya..balikin...rambut gue...sekarang,..
*krik.krik*

Desember 26, 2011

Salah Langkah


Kadang dalam hidup kita salah mengambil langkah. Sesekali itu menjadi hal yang wajar. Kesalahan itu bisa membuat kita lebih bijak, dewasa, berpikir panjang untuk mengambil tindakan. Apapun itu, sekecil apapun, kita (harus) selalu bisa mengambil pelajaran dan sisi positif.

Sering aku melakukan sesuatu tanpa pikir panjang dan ulang, sehingga pada akhirnya bikin susah dan ruwet diri. Ini yang baru saja temanku bilang. Sebenarnya sudah lama saya tahu, tapi gag sadar. Hah,..
Pernah aku mengambil keputusan yang menurut saya besar. Dan saya sudah (sepertinya) salah mengambilnya. 

"Aku pengen tahu, kenapa kamu bisa kepikiran ngambil keputusan kaya gitu?" begitu tanyanya.
"Umm susah njelasinnya. Kamu pernah gag, penasaran banget dan pengen tahu tentang sesuatu?"
"Ahh gag juga. Biasa aja. Apa hubungannya?"
"Nah itu dia. Aku tuh suka penasaran dan suka dan pengen tahu lalu pengen melakukan hal itu."
"Tapi kamu keterlaluan menurutku. Kamu gag mikir panjang. Jadinya kaya gini."
"Ya itulah letak kesalahannya. Aku sekedar nurutin ego aja. Jadinya sekarang ruwet gini."
  
Lepas dari itu semua, rasa penasaran dan ingin tahu, kadang aku suka melakukan sesuatu karena sekedar ingin melakukannya. Aku ingat, Ringo, anggota The Beatles juga pernah mengatakan ini, 'Sering aku melakukan sesuatu karena sekedar ingin melakukannya, meskipun gag selalu benar. Tapi kau paham, kan? Aku ingin bersenang-senang!' (Ringo, 1981).


*Bisous.Bisous*

Agustus 26, 2011

Namanya..... Pisang Kemul Roti ^^


Ini resep dari temen saya,..
Waktu itu saya ngeluh,...eh, engga ding, cerita (bagusan kan???) sama dia.
"Eh mbok,..maren tuh eke abis panen pisang. Buanyaaaaaaaaakkkk banget. Sampe bingung mau diapain. Ada ide gag? Masak tiap hari goreng pisang terus."
"Mang pisang apah?"
"Cuma Kepok sih,..."
"Oh,..sini tak kasi tau..."

Bahannya:
-pisang kepok (sebenernya pisang Raja lebih enakan)
-roti tawar
-keju parut
-coklat/ meises
-margarin

Cara bikin:
-pisang dibelah jadi dua
-roti tawar digepengin. pake penggilas sesuatu, ato entahlah itu apa namanya :D. Dan berhubung saya gag punya, saya gilas ajah pake gelas yg panjang itu... :)) #jenius
-roti tawar diisi dengan pisang trus dikasi keju parut dan coklat ato sesuai selera kamu deh,..suka-suka... :)
-gulung
-olesi kulit luarnya dengan margarin, dikit ajah deh
-goreng tanpa minyak
-done. silakan dicicipi.

U know, sebenarnya ini tuh roti bakar ajah, cuma dalam versi kerenan... :))
Gampang banget deh. Kalo kamu lagi gag ada kerjaan, daripada nonton sinetron gag jelassss, mending bikin2 cemilan gag jelas juga kaya gini :))

Ini pisang kemul saya.

Keliatan gosong dan gag menarik. Beneran, ini gag gosong. Entah ini kameranya kenapa (pake kamera hape doang). Ahh alesan!!! :D
Trus, berhubung males nyari2 piring saji, so pake piring seadanya sajaaaa.... :))
Percaya deh, kamu bisa bikin yg lebih baik, lebih bagus, lebih cantik, lebih menarik, lebih krestif daripada ini... just try it... :)

*Bisous....bisous... ***



Agustus 23, 2011

Ujian Ramadhan

Gag terasa bulan puasa hampir usai. Udah hari ke 23 nih.
Alhamdulillah yah...?? Subhanalloh,... #ala Syahrini ;p

Pelajaran apa yang didapat dari hampir menjelang satu bulan berpuasa ini?? aduh, jangan cuma laper ajah deh,... :D.
Oke, aku ngerasa, mungkin ini adalah puasa terberat. Alloh sedang mengujiku. Bukan ujian fisik, tapi ujian batin. Ia menguji, seberapa besar kekuatanku untuk bertahan, dari ego dan keinginan untuk membenci. Ia menguji, seberapa besar kekuatanku untuk bisa memaafkan dan tidak mendendam. Ya Tuhan, ini sangat berat....
Aku selalu tidak ingin membenci seseorang, as i said before.
Tapi kenyataannya, seseorang telah sangat mengecewakanku dan membuatku terluka. Aku selalu ingin memaafkannya. Aku selalu tak ingin membencinya, dan aku benar-benar berusaha. Tapi, entahlah. Apakah aku terlalu kuat untuk tidak melakukannya atau aku terlalu lemah untuk melakukannya.
Ya Alloh, maafkan saya. Bismillah. Aku harus bisa.
Oia, aku teringat kata Bang Jack (sinetron PPT). Apalah beda antara orang yang kita sukai dan kita benci?? Keduanya hampir tak ada beda. Keduanya dekat dengan kehidupan kita dan selalu hadir di pikiran dan hati kita. Cuma rasanya aja yang beda.
Memang benar kan?? Jadi, kita memang harus mengubah cara pikir kita dulu. Think positive! Itu akan sangat banyak membantu.^^

Bisous...bisous.... **

Agustus 19, 2011

It’s all about my wish and my obsessions,…

Entah ini hanya terjadi padaku atau kalian semua juga mengalami, aku punya cita-cita, umm mungkin tepatnya keinginan yang tiap saat bisa ajah berubah. :)

Dulu, waktu masih kecil, SD mungkin, aku pernah bercita-cita jadi Guru.
Kenapa??
Persisnya aku juga gag tahu kenapa, tapi memang waktu itu aku suka banget sama guru-guruku SD. Nyenengin. Aku juga sangat terkesan dan terharu sama ibu wali kelasku pas kelas dua SD (yeah…aku masih begitu ingat jaman asyik itu,.. ;p). Beliau itu sudah sepuh, mungkin sudah embah-embah, tapi tetep semangat ngajar. Kalo berangkat pake pit kebo (sepeda onthel). Dan yang paling hebat, beliau itu ndak pernah marah. Ahhh, aku ingat sekali, si Ibu tulisannya latin (tulisan bersambung), suka pake kerudung minang (mang yang kaya gimana???). Mungkin dari situ aku jadi tertarik.

Waktu SMP, aku gag terlalu ingat cita-citaku apa, tapi sepertinya masih Guru, walaupun cuma cita-citaan ajah. Buat persiapan jawaban ajah kalo ada yang nanya. HAhaha.

SMA, aku mulai tertarik dengan dunia tulis-menulis dan jurnalistik. Gludag. Tapi cuma jadi keinginan ajah, aku gag pernah berusaha mewujudkannya jadi kenyataan. Aku terlalu sibuk dengan hal lain.
Satu-satunya kegiatan yang berhubungan dengan keinginanku itu adalah hobiku baca novel. Itulah sebabnya tiap week-end aku punya jadwal rutin ke Gramedia, untuk sekedar baca-baca novel terbaru. Jangan dikira kalo aku beli, ehhhh,…uang jajan saya gag nyukup, teman… hahahaha. Ya kadang aja, kalo ada sisa uang lebih, trus aku beliin novel/ buku deh.. ;p

Tibalah waktu kuliah. Jeger-jeger…. Mau kulia dimana hayoooo,..bingung tung tung,…
Demi Tuhan aku gag ngerti mau kemana. Pengen kulia di jurusan sains seperti jurusanku waktu SMA, tapi gag ketrima. Lalu coba peruntungan lain. Mencoba merunut, apa yang menjadi hobiku. Oke, aku tahu, aku suka menganalisa pribadi seseorang dan cas-cis-cus Bahasa Asing (bahasa planet Namex maksudnya). Lalu aku memutuskan untuk ikut SPMB dengan jurusan psikologi dan Bahasa Inggris (karena bahasa Namex belum ada ternyata). Eh, masih ada sisa satu jurusan lagi. Apa ya???? Gag tahu darimana datangnya, ide ngambil jurusan Bahasa Perancis itu tiba-tiba muncul. Ting!!

Sialnya, pilihan terakhir itulah yang diterima. Nguk nguk.

Ya sudahlah. Aku ambil. Why?
Kau tahu, aku sudah putus asa banget. Gag diterima dimana-mana boo’.,.. Bisa bayangin kan, gimana frustasinya??
Aku takut kalo gag bisa kuliah. Aku takut orang tua kecewa. Aku takut orang tua malu. Padahal sebenarnya aku bisa saja nunggu tahun depan untuk masuk kulia lagi. Tapi, I think, kalo nunggu tahun depan, its too late. Gag mau ajah gitu. Atau, aku juga bisa masuk univ swasta? Pliss, buang jauh-jauh pikiran itu. Duidnya gede nying,.. :/

Ya sudah, aku berusaha dengan baik di bidang itu. Hasilnya juga gag begitu mengecewakan ko. Walaupun sebenarnya pas-pasan. Hahahaha. Awalnya sih jatuh bangun, mawut-mawut (sampe sekarang masih sih, malah tambah parah) hahaha.

Sejak aku PPL jadi guru, keinginanku waktu SD untuk jadi guru aku buang jauh-jauh. Kapok. Kamu gag tahu gimana rasanya jadi guru sih. Banyak makan ati. Trus, harus jadi panutan yang baik. Ngik, itu jauh banget dari aku. haha. Pokoknya, aku gag bakat dan gag pantes jadi guru. Itu ajah. Aku mau cari profesi lain ajah.

Aku pernah kepikiran untuk bisnis laundry. Eh, lha ko abis itu laundry njamur. Ewww. Pengen muntah jadinya. Banyak banget. Forget it! Coret!

Lalu, akhir-akhir ini, tepatnya sejak aku suka banget masak, aku pengen banget punya kafe. Awww. Mang sejak kapan kamu suka masak? Sejak dulu sih, cuma dulu suka ajah, gag pernah namanya bikin-bikin apaaaa gitu. Nah, yang bener-bener suka tuh baru akhir-akhir ini. Suka nyoba-nyobain bikin menu baru :)

Aku pernah iseng apdet status di FB, “Pengen bikin kafe,..ayo sapa yang mau modalin,… ;p”
Eh, ternyata sama tanteku ditanggepin serius. Katanya aku suruh bikin proposal. Jiah. Kan iseng aje. Okelah kalo begitu, mumpung ada yang bersedia modalin, aku pengen mematangkan rencana geje ini. Mulai dari mikirin konsep, menu, and blah blah blah,…

Aku banyak cerita dengan temanku, Dwita. Ia juga suka banget masak. Oh, malah saya banyak belajar dari dia :D. dia mendukung rencanaku. Dia juga pengen banget andil. Lalu dia cerita sama pacarnya yang punya usaha kafe juga. Eh, malah semua jadi makin serius. Mas-nya itu pokonya ngelobi banyak orang, alhasil banyak yang mau jadi pemodal buat kita. Jengjeng,….

Udah serius gini, tapi ko aku malah takut ya?? Entah kenapa. Takut gagal, takut rugi, takut gag laku, takut gag bisa ngembaliin duid pinjeman, takut dililit utang, takut dikejar-kejar debt collector ala sinetron-sinetron,…dll. Tapi, kalo gag dicoba gag bakal tahu gimananya kan???

Saat ini kami masih mematangkan konsep, survey-survey menu, nyari lokasi startegis, dan kami juga sibuk membayangkan kalo nanti kami jadi bos besar. Kalo udah gitu ntar suka senyum-senyum sendiri. Habis itu cemberut lagi. Karena bayangan ‘jadi bos besar’ itu pasti akan pecah ketika tiba-tiba bayangan debt collector datang ngejar-ngejar. Horror. Nighmare.
*bisous,...bisous,... ***

Agustus 08, 2011

Sebuah Petuah dari Sahabat

Akhir-akhir ini saya mulai berpikir. Tentang apa saja yang sudah saya lakukan, apa yang telah saya buat, apa yang telah saya capai. Ternyata saya memang belum mendapat suatu pencapaian yang berarti. Usaha saya jalan di tempat. Entah hidup, entah kuliah. Apa saja.
Beberapa teman saya sudah banyak yang mencoba untuk menyadarkan saya. Mulai dari ngomong secara baik-baik, sampai dengan cara penyindiran. Tapi saya selalu ndableg, gag mau tahu.
“Rin, kamu mau lulus tahun kapan?”
“Rin, kamu lulus bareng aku aja ya?”
“Kamu nunggu di DO ya?”
“Kamu tuh gag ngerjain skripsi malah kerjaannya main-main ajah, nongkrong-nongkong gag jelas.”
“Cepet diselesein skripsimu. Biar cepet tenang juga.”
Sindiran yang paling pedes ya ini, “Ayo semangat mba. Kan udah ada hobi baru, yaitu ngopi. Tinggal perluas jaringan ajah, ada yang mau jadi komunitasmu atau engga. Yang jelas sih saya ndak mau.”
Plaaaaaaaaaaaakkk!!!
Saya sakit hati bener ama yang itu. Ndak tahu napa. Tapi saya tetep ndableg. Bodo amat ngurusin. Sampai akhirnya saya dinasehatin teman saya, dan ini bener-bener bikin saya tertohok.
Waktu itu teman saya itu, Cak Amb, mau pergi ke Surabaya. Dia mau cari kerja di sana. Sehari sebelumnya, dia minta ketemu sama saya. Kami memang lumayan dekat. Saya sudah anggap dia sebagai kakak saya sendiri. Dia sering curhat sama saya, walaupun saya jauh…jauh sekali lebih muda dari dia. Dalam obrolan kami, dia bilang sama saya,
“Kita sama-sama berjuang ya yuk.. awas lho, setelah tak tinggal kamu harus lebih rajin. Jangan malah semakin malas. Segera selesein apa yang perlu diselesein. Aku pengennya kita sama-sama sukses. Aku gag suka kalau aku sukses sendirian. Teman saya juga harus sukses. Kalau aku liat ya, kamu tuh selama ni nyantae banget. Itu gimana?”
“Hehehe,. Memang saya ini orangnya kaya gini cak. Nyantae. Mmm.. jadi gini cak. Aku bisa aja rajin, cepet nyelesein skripsi dan lulus. Dan itu bisa banget. Cuma masalahnya, aku tuh sama sekali gag ada semangat, greget buat itu. Itu yang sampai ini aku cari cak. Aku juga gag tahu napa aku kaya gini.”
“Ya gag boleh gitu yuk. Kamu harus semangat. Kamu gag boleh nunggu sampai semangat itu datang, tapi kamu yang harus membuat semangat itu. Jadi gini, yang aku takutkan to yuk, kamu itu terlalu nyaman dengan duniamu saat ini, nyaman dengan teman-teman barumu. Jangan sampai kaya gitu.”
Deg!!! Itu yang selama ini saya gag pernah kepikiran. Nyaman. Terus terang, saya kepikiran omongannya.
Saya mulai introspeksi. Hasilnya, saya mulai mengurangi jadwal nongkrong dan ngopi saya. Tetapi untuk masalah malas, saya masih berusaha memeranginya. Ini hal yang sangat susah ;p
Ada hal yang perlu saya jelaskan di sini terkait dengan testimoni dari teman saya. Ngopi=hobi baru?
Sebenarnya engga. Sudah sejak lama saya suka ngopi. Bahkan sebelum saya bekerja di warung kopi. Saya yang memang dasarnya suka sekali main, di sini saya ketemu dengan orang-orang yang suka main pula. Klop. Hebatnya, teman-teman nongkrong saya itu bisa membagi antara kuliah dengan main dan nongkrong, jadi kulia mereka bisa kelar pada waktunya. Sedangkan saya? Jangan ditanya. Kalau sudah keasyikan main, ya sudah… bubar sudah. :D
Itu yang membuat saya masih berada di Jogja, sedangkan teman-teman saya sudah berada jauh di luar Jogja ;p
Okeee… saya harus menata kembali hal-hal yang masih berantakan. Saya juga tidak ingin seperti ini terus-terusan. Ada hal yang saya sadari saat ini,
“Saya gag pernah benar-benar serius melakukan sesuatu.”
Dan itu harus saya rubah. Ada beberapa hal yang saya harus serius melakukannya, dalam hal ini menyelesaikan kuliah.

Semangat!!! :)

Bisous,...bisous,... ***

Agustus 05, 2011

Sebuah Alasan

Seseorang hadir di hidupmu karena sebuah alasan

Mereka datang menawarkan kebahagiaan dan juga kekecewaan

Ada yang sesaat, tapi ada pula yang setia setiap saat

Mereka datang silih berganti, meninggalkan kasih, terkadang juga perih

Namun percayalah,
akan ada seseorang yang datang dan menetap sepanjang masa di hidupmu

Tuhan sengaja membiarkanmu bertemu dengan beberapa orang yang salah,
sebelum akhirnya mempertemukanmu dengan orang yang tepat agar kamu bisa mensyukuri-Nya



Forward note: by Roihatul Firdaus

Bisous Bisous,.. ***

Juli 31, 2011

Perjalanan-Asoy-Kita

Awww,..aku sudah gag tahan pengen bikin post tentang perjalananku kemarin bersama teman-teman menjelajah pantai Pacitan. Begitu menyenangkan...^^


Ini malam pertama tarawih. Tapi aku malah gag sholat (soalnya lagi halangan) ;p. Kebetulan banget, saya lagi menggebu-gebu pengen share tentang cantiknya Pantai Srau dan Klayar. They're so waaaaaaaaaaaaawwwww.,... (padahal baru nyampe rumah dan capek banget).


Kami, saya dan kedelapan teman saya nyewa mobil. Sopirnya gantian Sembir ama Pitik. Yang laen jadi penumpang berisik, saya jadi penumpang anteng, soalnya tidur mulu. ;p
Berangkat dari Jogja hari Sabtu, tanggal 30 Juli, jam setengah lima sore. Mampir dulu nyamperin Ida di Solo. Trus mampir juga di Sukoharjo nyamperin Madek. Berangkat dari Sukoharjo sekitar jam 12 malam, langsung menuju Teleng Ria. Awalnya sih gag ada rencana ke Teleng Ria, mau langsung ke Klayar. Tapi menurut informasi dari salah satu temennya temenku, Klayar airnya lagi pasang. Kemaren katanya abis ada korban hanyut, gag tanggung-tanggung, delapan orang!! Jengjenggggggg,... horor gag sih? Oke, jadi kita gag mau ambil resiko. Tujuan kita kan mau bakar-bakaran dulu, bikin api unggun. Dan kita gag pengen ambil resiko dengan langsung ke Klayar yang masih sepi, dengan kondisi pantai seperti ini. Penakut gag sih??? ;p
Tujuan pertama Pantai Teleng Ria. Masuknya bayar cint,..berapa yah???gag tahu lupa,.. pokoknya mah, kami bersembilan kena 40ewer. Tapi ditawar 30ewer mau ko bapaknya. Ehh, maksudnya tiketnya. Ahh,..gitu deh pokoke,... :D Setelah cari posisi wenak, mulailah kami menggelar tikar, cari rosokan-rosokan kayu,bikin api unggun, mbakar ketela :D. Syahduu pokoknya. Tapi kurang syahdu lagi soalnya kami gag diperbolehin bikin api unggun di deket pantai. Awww,..ndak papa deh. Biar pantainya bersih juga Photobucket
Setelah puas ngadem di sana, kami nerusin perjalanan ke Pantai Srau. Berangkat kira-kira jam 3malem. Gag tau deh jalannya kaya gimana,tau-tau ajah udah nyampe sana (ketiduran, LOL). Baru bangun ketika temen-temen teriak-teriak gag karuan trus denger pintu mobil jedar-jeder dibuka-tutup. Pas aku buka mata, oh la laaaaa,..di depan udah tersaji pemandangan ombak pantai nggulung-nggulung. Omaigad,..Subhanalloh banget. Aku langsung turun, tapi seketika itu juga ikutan temen-temen lari lagi ke mobil. Anginnya kenceng bangetttttttttttttttttt,...sumpah!!
Nunggu bentar sampai agak terang dan angin bersahabat. Lalu aku keluar lagi. Di sana banyak gubuk-gubuk kecil tak berpenghuni. Temen-temen ngambil salah satu bangku, meletakkannya di bibir pantai. Kami duduk-duduk. Merasakan mesranya hembusan angin dan hangatnya sinar mentari yang baru keluar dari persembunyiannya (aww lebaiii... ;p). Kami lari-larian di pantai. Tapi terlalu takut untuk berbasah-basahan. Banyak sekali ubur-ubur di sini.
Lalu kami menaiki bukit. Sampai di atas,...Ya Tuhan,.....
Photobucket

PANTAI SRAU
Kamu pernah liad surga dunia?? ini salah satunya. Ini tempat terindah yang pernah aku temui. Semuanya terasa sangat sempurna. Saking senengnya, rasanya aku ingin menangis dan memeluk semua kawan-kawanku itu, sungguh *HUGS* Photobucket
Aku ngerasa sedang tidak di mana-mana. Tempat ini asing, tapi aku betah sekali di sana. Gag pengen pulang. Sampai kepikiran pengen bikin rumah di sana. Photobucket




Srau lagi,..
Aku teringat suatu tempat. Ini seperti Yunani yang ada di foto-foto yang aku simpan hasil pencarian di mbah Gugel. Pasirnya putih, airnya ijo,tebing yang berundak-undak, bangunan di puncak bukit, karang yang di tata rapi,..sangat sempurna. Bertambah sempurna karena ada mereka, teman-teman yang sangat istimewa. *HUGS* Photobucket
Kami menyusuri semua bukit. Pemandangan dari atas lebih menakjubkan lagi. Semakin keliatan air laut yang berwarna ijo. Gag ada capeknya, sampai hari beranjak siang. Sampai di bawah, kami istirahat bentar. Baru deh di situ kerasa laperrrrrr banget. LOL.


Kami meninggalkan Srau dan menuju Klayar. Di jalan ada sedikit hambatan. Ahh baru tahu aku kalo ternyata medannya seperti ini. Ya maklum, di jalan tidur mulu.hehehe. Jalan yang ciut-sempit-cuma muat satu mobil-dan naik turun-jadi kalo berpapasan sama mobil lain, salah satu harus minggir dulu. Nah, waktu itu kami nyampe pada suatu jalan yang modelnya beda. Gag beraspal, tapi bersemen pada dua sisi, dan tengahnya ada batu-batuan. u know lah,..pokoknya jalannya gitu. Mobil sedang naik tanjakan terjal, nah dari arah berlawanan muncul sepeda motor. Bapak-bapak boncengan. Oh, not good,..not good. Kami udah berharap si bapak mau minggir bentar dan mengijinkan kami lewat. Eh ternyata engga. Dia tetap pada posisinya dan kami mau gag mau harus menghindari si bapak. Jadilah mobil terperosok ke batu-batuan. Seisi mobil langsung keluar, cepet-cepet ngganjal mobil biar gag ngglondor.
Huff...segala sumpah serapah buat si bapak.  Photobucket
Susah banget ternyata. Si mobil gag mau masuk jalan. Tiap kali tarik gas, malah cuma bikin batu-batu gede itu terbang dan berantakan. Hmm,.teman-teman yg cowok pada ndorong, saya dan temen-temen cewek lain cuma bisa berdoa.

Akhirnyaaaaa,...setelah beberapa menit, berhasil juga. Udah deg-degan banget. Jengkel juga. Umup.
Masih Srau, dab!
Srau, coy!

Nyampe di Klayar. Gag kalah cantik sama Srau. Tapi di sini udah rame. Enaknya, di sini udah gag ada ubur-ubur, jadi kita bisa bebas basah-basahan. Gag enaknya, ternyata di bibir pantai banyak karangnya. Kalo gag ati-ati bisa kena. Temenku ajah sampe berdarah-darah gara-gara gag tahu. Sialnya lagi, kacamataku ilang pas lagi maen-maenan air. Salahku juga sih, gag aku titipin ke temen. Cuma aku cantolin ajah di leher baju. Hmm,..ya sudah deh. Mau cari di mana lagi? Pasti udah kena ombak. Photobucket


Udah puas, mandi, cabut pulang. Aku ajakin teman-teman mampir ke rumah. Biar pada istirahat bentar. Trus lanjut balik ke Jogja (tapi aku nyantol di rumah) ;p
Hmm,..pokoknya perjalanan ke Pacitan itu jauh dan melelahkan. Tapi semua usaha itu gag sia-sia karena akan terbayar dengan puas. Beneran deh. Tips saya kalo mau ke sana:
- Pake motor/mobil sama ajah. Tapi enakan nyewa mobil aja. Cape banget kalo naek motor.
- Bawa bekal, cemilan dan minum. Kalian pasti bakal ngerasa laper :D
- Sebelum masuk pantai, isi BBM penuh. di sana gag ada SPBU.
- Bawa baju cadangan. Kalian pasti gag betah kalo gag basah-basahan.
- Bawa peralatan mandi buat mandi (ya iyalah,...)
- Yang paling penting (menurut saya), persiapkan kamera dan baterainya. Sumpah bakal nyesel gag ngabadiin momen di sini. ;p


Ini foto-foto yang lain,..






Bisous, bisous,...... ***

Juli 27, 2011

The Ending,...

Sudah beberapa waktu merasa, ini bukan pertanda yang baik. Tetapi aku terus berharap, hal baik akan terjadi.

Merasa galau ini sudah setebal dakiku, aku mencoba untuk memikirkan semua. Mencoba berpikir jernih, mencoba berpikir positif menyingkirkan segala prasangka buruk terhadapnya. Aku ingin melupakan apa yang sudah terjadi. Pretending everything's Ok. oh, tidak, aku tidak hanya akan berpura-pura, tapi memang akan menyudahi semua ini. I need to get over this.

Bismillah,..
Pada akhirnya, aku merasa tak perlu menyalahkan siapa pun.  Dia, diriku sendiri, Tuhan, atau pun keadaan. Think positive!

Aku, aku hanya ingin tak terlalu terbebani dengan hal-hal yang gag perlu. Bukan berarti ini gag penting. Hanya saja, aku tak ingin terus-terusan terjebak dalam lingkaran kesedihan yang tak tahu ujungnya. Mungkin aku boleh menangis, tapi tidak untuk terpuruk. Aku ingin aku bahagia. Setelah itu, aku ingin melihat kebahagian-kebahagiaan di wajah lain, orang-orang terdekatku; Ayah-Ibu, keluarga, sahabat-sahabat,..dan mungkin saja dia, kalo dia mau.

Dan aku sangat berterimakasih pada Tuhan atas karunia-Nya bahwa aku telah diperkenalkan dengan orang sebaik dia, yang mengajariku tentang banyak hal. Percaya, ada maksud dibalik sebuah pertemuan. Tak ada yang sia-sia.

Saat ini aku hanya berharap agar semua kembali menjadi baik seperti semula, tak ada dendam, tak ada benci. Semoga ia masih bisa memaafkanku dan menerimaku kembali menjadi sahabatnya.
Oia, aku juga minta pada Tuhan agar diberi kekuatan hati. Amin,..



Bisous,...bisous,.... ***

Mei 28, 2011

Obsesi Kami



Temanku sering bercerita mengenai keinginannya untuk keliling dunia. Ia terobsesi dan terinspirasi dari novel yang diliadnya dan pilem yg dibacanya [kayaknya kebalik deh...], Eat-pray-Love. Ia pengen sekali pergi ke Itali. Selain itu, ia juga pengen ke Belanda.

Awalnya aku juga cuma 'oh...iya..ayuk kapan?' tetapi dengan bercanda. Tapi setelah browsing-browsing gag jelas, liad gambar-gambar menakjubkan tentang kedua negara itu, awwwwww......mamaaaaa....aku jadi beneran pengen ke sanaaaaa....... :)))))

Pengen ke Venesia...naik gondola...


Pengen ke Belanda...ke kebun Keukenhof....



Pengen ke Itali...naik pespa..lewat jalan-jalan tikus...makan pizza...gelato.....ummmm,....nyam-nyam...





Hmmm...harus ngumpulin duid dulu nih,..kira-kira, kerja apa yg bisa menghasilkan duid banyak dalam waktu dekat??? Kata temenku, "udah...jadi bandar ajah...ato kalo gag jadi mafia....." =))))
Rencana travelling gila itu adalah rencana jangka panjang. rencana jangka pendek saya adalah kerja keras-cari duid karena bulan besok jatah bayar uang koz, dan bulan depan jatah bayar semesteran... huffffff..... kalo kalian punya semangat yang berlebih, pliz...send it to meeee..... ;))))



Bisous....bisous......

Mei 02, 2011

Revisi "Enam Bulan"

Postingan ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya. Bisa dibilang ini revisi.

Saya cuma mau “menggenahkan” (bahasa jawanya), bahasa Indonesianya apa ya kira2,...


jadi masalah enam bulan itu, memang benar. Anak hasil hubungan di luar nikah yang lahir sebelum enam bulan adalah anak ibu (nasabnya ikut ibu). Jadi misal gini, si cewek yang melakukan hubungan di luar nikah tersebut, hamil empat bulan. Lalu dia menikah. Nah, lima bulan setelah itu kan dia ngelahirin. Anak itu, adalah anak ibu (ingat, usia kehamilan adalah sembilan bulan. 9-4=5). jadi benar kan, anak tersebut lahir sebelum enam bulan pernikahan? Begono maksudnya.


Ini hasil wawancara eksklusif saya kemaren sama ibu saya. Tapi, saya masih belom nemuin alasan kenapa ko anak tersebut dinasabkan sama ibunya? Kesannya kan bias jender banget. Ketika ibu saya ditanyain kaya gitu, beliau bilang,

“Duh, kalo itu tanya sama Bapakmu saja. Ibu juga kurang tahu. Orang Ibu kuliah juga gag lulus.”

:))


Kalau dari kalian tahu jawabannya, bisa dong...di share...okay??? :D

April 29, 2011

Pelajaran Rock n Roll

Saya lupa tepatnya kapan, tapi mungkin dua hari yang lalu, saya nonton sinetron di sebuah stasiun tipi yang judulnya Pes****n dan R**k n R**l. Ceritannya, salah satu Ustad-nya lagi ngajar santri-santrinya masalah seks dalam Islam.

Lalu salah satu santri bertanya mengenai status anak yang lahir diluar nikah. Si Ustad menjelaskan:
"Anak yang lahir dari hasil hubungan di luar pernikahan, hukumnya begini: misal anak tersebut lahir sebelum enam bulan,hukumnya diperinci sebagai berikut; (a) kalo anak itu laki2, maka ia tidak berhak mewarisi harta ayahnya, begitu juga ayahnya, tidak berhak mewariskan hartanya pada anaknya; (b) kalo anak itu perempuan, maka ketika menikah ayahnya itu tidak boleh menjadi wali. Maka walinya adalah wali hakim."

Kira-kira begitu yang saya tangkap (kalo pendengaran dan pemahaman saya gag salah :P).

Nah,..saya baru tau masalah sepperti itu ;p. Saya tertarik untuk cari tahu, lalu saya gugling2...alhamdulillah nemu artikel mengenai Putusan Pengadilan Agama mengenai anak zina.

Tapi saya gag nemuin syarat "lahir sebelum enam bulan" seperti yang saya dengar di tipi itu. Mengenai "enam bulan", saya hanya nemuin penjelasan mengenai salah satu kategori anak sah adalah apabila anak yang dilahirkan oleh wanita di dalam ikatan perkawainan dengan tenggang waktu minimal 6 (enam) bulan antara peristiwa pernikahan dengan melahirkan bayi.

Bingo!!! Mungkin yang dimaksud Pak Ustadnya itu gini brooo.... anak itu lahir kurang dari enam bulan usia pernikahan... do u get it?? Gini,..kalo misal anak lahir sebelum enam bulan aka prematur, biasanya (dan hampir bisa dipastikan) ia gag bisa bertahan hidup. Kalo misal ia sehat wal afiat dan segar bugar, bisa dipastiin usia si baby udah lebih dari enam bulan.....

Kompilasi Hukum Islam tidak menggunakan istilah anak haram seperti yang kebanyakan orang pakai untuk menyebut anak hasil hubungan di luar nikah, tapi menggunakan istilah anak zina. Hal tersebut bertujuan agar “anak” sebagai hasil hubungan zina, tidak dijadikan sasaran hukuman sosial, celaan masyarakat dan lain sebagainya, dengan menyandangkan dosa besar (berzina) ibu kandungnya dan ayah alami (genetik) anak tersebut kepada dirinya, sekaligus untuk menunjukan identitas Islam tidak mengenal adanya dosa warisan.

Tetapi istilah ini berbeda lagi dengan yang digunakan dalam hukum perdata umum. Hukum perdata umum menggunakan istilah “anak yang lahir di luar perkawinan yang sah”. Perbedaannya terletak di sini:
a. Apabila orang tua salah satu atau keduannya masih terikat dengan perkawinan lain, kemudian mereka melakukan hubungan seksual dan melahirkan anak, maka anak tersebut disebut anak zina.
b. Apabila orang tua anak di luar kawin itu masih sama-sama bujang (jejaka, perawan, duda dan janda), mereka mengadakan hubungan seksual dan melahirkan anak maka anak itu disebut anak luar kawin.

Anak yang lahir di luar pernikahan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya saja.

Akibat Hukum

  • hubungan nasab --> anak yang lahir di luar pernikahan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya saja. Maka secara hukum anak tersebut tidak dapat dinisbahkan kepada ayah aslinya walaupun terbukti laki2 tersebut adalah orang yang menghamili ibunya.
  • nafkah --> karena statusnya yang "anak ibu", maka yang wajib memberi nafkah adalah ibunya. Sedangkan bagi ayah/bapak alami (genetik), meskipun anak tersebut secara biologis merupakan anak yang berasal dari spermanya, namun secara yuridis formal sebagaimana maksud Pasal 100 Kompilasi Hukum Islam di atas, tidak mempunyai kewajiban hukum memberikan nafkah kepada anak tersebut. Meskipun dalam kehidupan masyarakat ada juga ayah alami/genetik yang memberikan nafkah kepada anak yang demikian, maka hal tersebut pada dasarnya hanyalah bersifat manusiawi, bukan kewajiban yang dibebankan hukum sebagaimana kewajiban ayah terhadap anak sah. Oleh karena itu secara hukum anak tersebut tidak berhak menuntut nafkah dari ayah/bapak alami (genetiknya).
  • hak waris --> anak tersebut hanya mempunyai hubungan waris-mewarisi dengan ibu dan keluarga ibunya saja. Ayahnya tidak berhak mewariskan hartanya, dan anak tersebut juga tidak berhak mendapatkan atau menuntut warisan kepada ayahnya.
  • hak perwalian --> apabila anak tersebut perempuan, maka ketika menikah ayahnya tidak bisa menjadi wali. Maka, walinya adalah wali hakim. (lihat ketentuan menjadi wali nikah)
Begonoooo....semoga bisa bermanfaat, menambah pengetahuan. Dan tentu saja na'udzubillah...semoga kita gag terjerumus pada pergaulan yang gag bener yang akibatnya bisa mengakibatkan seks bebas-anak di luar pernikahan. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.... :)

April 20, 2011

Their Comment

Apa kabar hari ini?? teteppp....asseeeeekkk... :))

Gag ada yang pengen saya share-kan hari ini, cuma pengen bilang kalo kata teman saya, blog saya ini LEBAY BANGET!!!!! hahahahahaha

it doesn't matter...opo yo tak pikir????hahahahaha
Ini menunjukkan bahwa secuek-cueknya orang, sebento-bentonya orang, segila-gilanya orang, dan sesese yang lainnya...pasti ada sisi lebaynya. Hahahaha. Gag percaya?? Ngaca dulu sanaa....:))

OK....tetap semangat dan salam LEBAY!!! :))

April 19, 2011

Crazy


MOON OVER MY OBSCURE LITTLE TOWN

Stranger

Stranger

Someone stranger

Standing in a mirror

I can’t believe what I see

How much love has been taken away from me


My heart cries out loud

Every time I feel lonely in the crowd

Getting you out of my mind

Like separating the wind from the cloud


Afraid

Afraid


I’m so afraid

Of losing someone I never have

Crazy, oh crazy

Finding reasons for my jealousy


All I can remember

When you left me alone

Under the moon over my obscure little town

As long as I can remember

Love has turned to be as cold as December


The moon over my obscure little town

The moon over my obscure little town



taken from: Andrea Hirata-Padang Bulan

Maret 30, 2011

Fakta-fakta tersembunyi


Bisa dibilang kehidupanku sekarang cukup baik. Belum sepenuhnya sempurna, masih banyak hal yang aku cari dan belum aku temukan. Tetapi setidaknya aku merasa bahagia. Itu yang terpenting.
Banyak hal sudah kualami. Jatuh cinta-patah hati-kehilangan-persahabatan-dll. Banyak pula yang menjadi pengalaman yang kini jadi pegangan.
Saya ingat, beberapa bulan sebelum ini, saya masih terjebak di dalam kubangan lumpur patah hati (hussss…lebay!). Hingga akhirnya sebuah kejadian benar-benar menyadarkan saya dan berhasil membuat saya membuat janji pada sendiri yang saya tulis juga dalam status FB saya. Isinya, “Berjanji pada diri sendiri… tanggal 10 bulan 10 tahun 2010”.
Sejak saat itu saya benar-benar mengikhlaskan seseorang itu. Saya mencoba mencari kehidupan baru. Dan benar saja. Tuhan mengenalkan saya dengan seseorang. Dia bukan orang baru dalam kehidupan saya. Sudah sejak lama saya tahu dia, tapi baru waktu itu saya mengenalnya. Yup, tahu tapi tidak kenal.
Dia coba ‘nggodain’ dan tanya-tanya. Dia coba pedekate. Mungkin dia memang hanya bercanda. Tapi jangan salahkan saya kalau ternyata saya jadi suka, dan mungkin saya jatuh cinta. Waktunya pas banget… Saat itu saya sedang kosong, dan datanglah dia. Apa saya salah?
Tapi saya sepenuhnya menyadari, saya baru saja mengenalnya, jadi saya belum tahu betul sifat dan karakternya. Saya juga tidak tahu apakah dia serius atau hanya bercanda. Sepertinya iya, tapi sepertinya tidak. Ahh, kenapa semua cowok sama saja??? Memberi janji-janji dan harapan tak pasti… Saya memutuskan untuk mencoba menikmati ini semua. Kalau memang dia serius, ya Alhamdulillah, tapi kalau engga ya mungkin ini intermezzo saja. Saya sudah siap dengan semua resikonya dan saya tak terlalu ingin memikirkannya.
Ohh…are u really sure?
Umm.. mungkin awalnya iya. Tapi semakin hari, napa saya jadi semakin suka sama dia ya? Saya sendiri gag ngerti. Saya jadi penasaran sama dia. Hmmm. Untuk selanjutnya, mungkin apa yang saya lakukan ini adalah hal yang memalukan dan kekanak-kanakan atau apalah. But yes, I’m stalking on him. Ewwwwww…. Konyol sekali kan? Begitulah kalo saya sudah penasaran sama orang. Maksudnya bukan membuntuti dia kemana-mana. Tapi saya coba cari tahu tentang dia lewat FB. Hehehehe.
Apa yang saya dapat? Ini hasil mata-mata saya:
  • Dia itu anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya cewek, adeknya juga cewek. Kalo kata orang jawa, pancuran kapit sendang. Sama juga dengan saya dan adek2 saya.
  • Dia dan kedua saudaranya mempunyai nama panggilan yang mirip, terdiri dari empat huruf.
  • Faktanya, satu keluarga itu, namanya sangat kejawen… sepertinya mereka masih keturunan keraton.
  • Darimana saya tahu itu? Saya tahu dari FB ayahnya, ada nama-nama keluarga besar mereka. Saudaranya yang lain masih ada yang menggunakan gelar RM, Rr… walaupun keluarga mereka engga, tapi nama mereka masih menggunakan unsur jawa
  • Fakta yang terrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr baruu… hehehehe. Saya baru tahu nama panjangnya. Oooooh.. how cute.. lucu banget, kejawen. Hehehehe. . Photobucket
  • Pertanyaan yang paling penting: apakah kamu berteman dengan (FB) ayahnya? Dan jawabannya adalah: tidak. Lantas, ko bisa kamu tahu semua itu? Semua hal itu saya tahu dari FB ayahnya, yang kebetulan banget engga di privat. Hahahahahha.
Ya ampun… mungkin perbuatan saya ini udah keterlaluan, tapi sumpah, saya gag ada maksud apa2 sama dia. Saya hanya pengen tahu saja. Anda semua kan tahu, saya ini sangat gag jelas... That’s all.
Mungkin suatu hari nanti kalau dia nemuin postingan ini (tapi moga ajah engga), saya mo ngomong,
“Sory ya mas, saya benar2 gag bermaksud apa2. Cuma iseng-iseng saja. Kalau kamu gag berkenan dan merasa keberatan, kamu bisa bilang sama aku dan nyuruh aku untuk menghapusnya”.
Photobucket
Huffff…. Kenapa saya bisa begitu konyol seperti ini???
Photobucket

Demi Apa

Malam itu aku tak sengaja bertemu dengannya, setelah sekian lama tak berjumpa. Senang? Tentu saja. Tapi ada rasa sesak, rasa kecewa, entahlah apa nama rasa itu. Yang jelas, ada suatu kesedihan yang entah kenapa tiba-tiba saja muncul ketika melihatnya. Rasa itu datang karena mengingat aku dan dia yang jauh, dan semakin jauh saja. Bukan karena jarak memisahkan, tapi karena hubungan kami yang terputus begitu saja. 

Selama kurun waktu sepersekian detik itu, muncul pertanyaan dalam hatiku,
“Ya Tuhan…kenapa kita sekarang begitu jauh…”

Tapi itu hanya sebentar saja karena saya langsung tersadar, saya harus segera nyebrang! (yeah…saya ketemu dia di perempatan jalan pas mau nyebrang.hehehe) 

Sempat kepikiran lagi sih. Tapi segera kutepis pertanyaan bodoh itu. Aku gag boleh lemah seperti ini, begitu aku terus menyemangati diriku sendiri. Tapi tak urung pertanyaan konyol itu selalu muncul di benakku. Ahh..kuputuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.

Keesokan harinya, aku pergi bareng dengan teman. Kami makan bareng. Kami saling bercerita. Temanku, Tyas, yang adalah berasal dari kota yang sama dengan dia, bercerita bahwa Tyas baru saja bertemu dengan dia. Jleb! 

Kenapa aku merasa sedih? Demi apa? Atas dasar apa? Kenapa tiba-tiba aku merasakan kesedihan yang aneh? Saya sedih karena teman saya bisa bertemu dengannya, sedangkan saya yang ingin sekali bertemu sama dia, belum sempat keturutan. Apa saya kangen? Atau gimana? Saya sendiri heran. Saya sendiri tidak tahu bagaimana caranya mendefinisikannya.

Maret 21, 2011

Pelajaran


Kemarin, tepatnya hari minggu 20 maret 2011, adalah mungkin hari sialnya saya. Sudah pulang kemaleman, ban bocor, tak ada duit, sampai di kos malah gag bisa tidur gara-gara sakit gigi saya kambuh. Duh!
Kemarin malam, rencananya saya mau main ke tempat teman saya yang punya warung kopi. Ada keperluan hotspotan :D. Maklum mahasiswa, cari yang gratis dan murah saja. Hemat beb… Hehehe. Sebelum pergi saya sudah di wanti-wanti ibu kos agar gag pulang malam-malam. Demi menjaga kepercayaan beliau, jam sepuluh saya sudah siap-siap untuk pulang. Eh, tiba-tiba teman saya sms,
“Rin, ayo nonton live classic rock di Goeboex.”
Oh my… bagaimana saya tidak tergoda? Saya suka sekali music rock, apalagi kalau yang nyanyi si pakde Jon Bon Jovi (saya baru nyadar kalau tenyata dia ganteng bangetttttt…. :D).



Photobucket
Saya pikir, ahh..mungkin gag papa kalau liat bentar saja. :P

Photobucket
Lalu setelah pamitan saya meluncur ke sana. Dari warung teman saya (WTS) ke Goeboex (GB) harus melewati turunan dan menyeberangi sungai. Ini lewat jalan desa. Kalau lewat jalan kota muter jauh banget. Nah, pas sudah nyampe di turunan (FYI: jalannya jelek banget, berbatu dan berlubang) ternyata jalan yang menuju sungai ditutup dan dialihkan ke utara. Walaupun saya ndak ngerti jalan, saya coba telusuri aja. Ehh.. lha ko malah saya sampai di suatu tempat yang saya ndak tahu namanya dan saya ndak ngerti kenapa saya ngikutin aja bapak-bapak yang belok ke suatu gang yang ternyata gang itu jalannya nurun dan buntu. Gelap pula! Jiaaaa…
Di situlah saya merasa ban belakang saya mulai oleng. Kenapa ini? Oh plissss…jangan sampai bocor di tempat seperti ini. Sepi banget. Saya liat, ternyata benar. Saya harus balik arah, mengikuti jalan awal saya tadi (dan itu berarti saya harus jalan naik). Mana kuat saya nuntun motor dengan kondisi jalan naik? Tapi kalau motor dinaikin bisa-bisa bannyaa hancur. Ahh..bodo amat dah. Saya sudah cukup panik dengan kondisi seperti itu (malam-malam, cewek sendirian, sepi, gelap, ban bocor, gag ada duit) dan saya gag mau memperparah keadaan dengan lama-lama memikirkan “saya sebaiknya gimana?”. Sempat kepikiran untuk menelpon teman saya karena (untuk sesaat ) saya panik. Lalu saya sadar, orang saya juga gag tahu saya lagi ada di daerah mana, nanti teman saya gimana nyamperinnya? :D
Saya menelusuri lagi jalan yang tadi saya lewati, sampai ke WTS lagi. Dengan keringetan dan muka melas saya bilang sama teman saya, “Ban saya bocor…”
Menahan tawa, mereka nanya, “Lha dimana?”
“Di deket sungai.”
“Trus sekarang motornya masih di sana?”
“Engga, tuh saya bawa ke sini.”
“Kamu naikin?”
“Hehe. Iya. Mungkin ban dalamnya sudah hancur.”
“Ealah. Napa gag di tuntun aja?”
“Saya gag kuat pakde…tahu sendiri jalannya naik turun.”
Lalu dengan diantar teman saya, saya cari tukang tambal ban. Katanya di dekat Afandi masih ada yang buka. Lalu kami meluncur ke sana. Sama bapak tukang tambal bannya saya diliatin paku yang nusuk ban saya. Ban saya robek parah. Harus ganti. Karena saya gag bawa duit, saya ngutang dulu sama teman saya :D. (Betapa kurang ajarnya saya dan betapa baiknya teman saya itu)
Selesai urusan, kami balik lagi ke WTS. Setelah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan berjanji untuk segera melunasi hutang saya, saya pamit pulang. Gag jadi nonton classic rock.
Sampai di kos, saya gag bisa tidur. Efek kopi mulai terasa (saya tadi pesan kopi di WTS). Parahnya lagi, sakit gigi saya kambuh. Duh! Saya inget, saya masih punya obat pereda rasa nyeri, tapi saya gag ada makanan untuk dikunyah (saya gag bisa makan obat langsung tanpa ada makanan untuk membantu menelan). Teman-teman saya sudah pada tidur. Satu-satunya makanan yang ada di kamar saya adalah keripik tempe yang mungkin hampir kadaluarsa. Sebodo teuing lah, daripada saya kesakitan terus-terusan, mending makan keripik tempe hampir basi dan makan obat. Bismillah. Moga-moga gag keracunan :D
Dalam perjalanan saya menuju pulau kapuk sambil menahan rasa nyeri, saya coba introspeksi diri. Seharian ini apa saja yang saya lakukan sehingga Tuhan menegur saya dengan kesialan-kesialan ini. Lalu saya sadar, seharian ini saya telah banyak berbohong.
Kebohongan pertama. Dimulai kepada temannya teman saya :P. Jadi ada seorang cowok yang datang ke kos, nyari teman saya, Inem. Si Inem ini gag mau ketemu sama dia. Mereka lagi ada masalah. Dan dikorbankanlah saya. Saya disuruh bilang kalau Inem gag ada di kos. Parahnya, ketika saya nemuin tuh cowok, ada bapak kos di depan. Beliau jelas-jelas tahu kalau Inem ada di kos. Mampus lah saya. Mungkin saya udah dicap sebagai tukang boong ama beliau :/.
Kebohongan kedua. Ketika saya onlen di fesbuk, tante saya nge-chat. Beliau tanya, “Udah sampai bab berapa skripsinya?”
Ngik… saya paling takut kalau ditanyain seperti ini. Bukan takut dengan pertanyaannya. Tapi saya takut karena saya harus bohong untuk menjawabnya. Tolong maafkan saya ya…

Photobucket
Kebohongan ketiga. Sebenarnya bukan bohong sih, lebih tepat dikatakan kalau saya mencoba untuk “curang”. Saya yang awalnya sudah komit untuk gag pulang malam-malam, ternyata tergoda untuk liat classic rock live concert.
Ternyata, kalau dihitung-hitung dalam sehari saja dosa saya sudah banyak banget. Itu baru yang sadar. Yang gag sadar belum dihitung, termasuk yang nggosipin orang, buruk sangka, niat jahat, dll. Ya Tuhan… sepertinya saya harus mulai tobat…

Photobucket