Maret 30, 2011

Demi Apa

Malam itu aku tak sengaja bertemu dengannya, setelah sekian lama tak berjumpa. Senang? Tentu saja. Tapi ada rasa sesak, rasa kecewa, entahlah apa nama rasa itu. Yang jelas, ada suatu kesedihan yang entah kenapa tiba-tiba saja muncul ketika melihatnya. Rasa itu datang karena mengingat aku dan dia yang jauh, dan semakin jauh saja. Bukan karena jarak memisahkan, tapi karena hubungan kami yang terputus begitu saja. 

Selama kurun waktu sepersekian detik itu, muncul pertanyaan dalam hatiku,
“Ya Tuhan…kenapa kita sekarang begitu jauh…”

Tapi itu hanya sebentar saja karena saya langsung tersadar, saya harus segera nyebrang! (yeah…saya ketemu dia di perempatan jalan pas mau nyebrang.hehehe) 

Sempat kepikiran lagi sih. Tapi segera kutepis pertanyaan bodoh itu. Aku gag boleh lemah seperti ini, begitu aku terus menyemangati diriku sendiri. Tapi tak urung pertanyaan konyol itu selalu muncul di benakku. Ahh..kuputuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.

Keesokan harinya, aku pergi bareng dengan teman. Kami makan bareng. Kami saling bercerita. Temanku, Tyas, yang adalah berasal dari kota yang sama dengan dia, bercerita bahwa Tyas baru saja bertemu dengan dia. Jleb! 

Kenapa aku merasa sedih? Demi apa? Atas dasar apa? Kenapa tiba-tiba aku merasakan kesedihan yang aneh? Saya sedih karena teman saya bisa bertemu dengannya, sedangkan saya yang ingin sekali bertemu sama dia, belum sempat keturutan. Apa saya kangen? Atau gimana? Saya sendiri heran. Saya sendiri tidak tahu bagaimana caranya mendefinisikannya.

Tidak ada komentar: