Januari 13, 2012

Tentang Hidung dan Kecil



Banyak yang bilang kalo aku adalah penganut paham ‘minimalis’. Segalanya berbau mini, terutama badan dan hidung. Hidung itu bagian paling potensial dariku. Paling potensial untuk diejekin. Dan hyuuuhhh,..cape deh. Kenapa pada ngejekin hidungku yang pesek sih. Ini tuh gag pesek. Ini imut. -,-

Buat kalian yang diberi kehormatan mendapatkan hidung pesek, jangan berkecil hati. Nih tak kasih tau ya..sebenarnya hidung pesek itu punya kelebihan. Dia kalo napas irit. Beda ama hidung mancung. Dia napasnya boros. Jadi, kalo ternyata oksigen di dunia ini semakin berkurang kadarnya, itu bukan hanya karena pohon-pohon yang hilang dan polusi yang meningkat. Ini lebih pada meningkatnya populasi orang-orang berhidung mancung. Jadi, salahkan mereka!!! Hahahahahaha. *evil.laugh*

Tapi tapi tapi...orang-orang berhidung pesek akan sangat tersiksa ketika mereka pilek. Bisa dibilang sembuhnya bakal lama, soalnya ‘umbel’nya keluarnya Cuma dikit-dikit. Kalo orang-orang berhidung mancung bakalan cepet sembuh, soalnya bolongannya kan lebih gede, jadi lebih mudah keluar. Hahahahaha. *muntah.aja.sana*

Oia, pernah temenku bilang tentang cewek cantik dan cowok cakep. Cewek yang cantik itu bisa dilihat dari hidungnya yang mancung. Kalo cowok yang cakep itu bisa dilihat dari dadanya yang bidang. Hiaaaaaaaaaaaaa...berarti aku gag ada cantik-cantiknya blassss... *nangis.gulung.gulung*

Aku gag pernah mempermasalahkan perihal hidung dan badan. Sesuatu banget deh, masih diberi keduanya dan alhamdulillah banget yah,..keduanya berfungsi dengan baik. =) Tapi lain kali kalo ada pembagian hidung dan badan, aku akan datang lebih cepet biar kebagian. Bener deh. *sungguh.sungguh* -,-

Januari 10, 2012

Quesadilla Geje


Ini namanya: Quesadilla Geje

Yayyy,..ini resep lama. Udah dipraktekin beberapa waktu yang lalu. Resepnya nyontek dari Si Sexy Farrah Quinn. Katanya sih, ini namanya Quesadilla.

Bahannya:
Kulit Tortilla [sejenis kulit lumpia kayaknya] ;p
Bisa dibeli di supermarket. Tapi saya bikin sendiri. ;)

Isi:
Terserah deh. Selera. Aku sih cuma manfaatin apa yang ada di kulkas, dan adanya keju sama meisses. Bisa diisi daging juga ko,.

Cara buat:
Gampang banget. Panaskan Tortilla dengan teflon di atas api kecil aja. Balik. Kalo udah agak kering kasih isian. Isi separo aja. Ntar yang separo dilipet. Tunggu sampe kering. Voila! Hias dan hidangkan.

Untuk kulit tortilla, kita bisa bikin sendiri ko. Bahannya campuran antara terigu, aer hangat, minyak sayur, kasih sedikit garam. Udah, ukurannya dikira-kira aja ;)). Kalo udah jadi adonan kalis, diamkan kira-kira setengah-satu jam. Tutup dengan lap bersih. Kalo udah, tinggal dicetak bulat pipih, kaya bikin kulit lumpia. Jadi deh...

Ini hasil pasaran saya. Gag cantik sih. Biarin, yang penting enak dan bikin satu keluarga minta dibikinin lagi ;)).


Konseling dan Pertanyaan Gag Penting


Kemaren aku konselling sama temen. Dia lagi praktek, memintaku jadi klien. Oke, aku cerita tentang suatu masalah yang sangat mengganjal yang aku tak akan ceritakan di sini. Lha trus ini aku mau cerita apa? Yaitu pertanyaan-pertanyaan gejenya yang keluar dari konteks yang sangat hmmm...ngganjel dan bikin aku hmmm...

Dia tanya, apa yang aku harapkan dari jurusan yang sekarang aku ambil sekarang? Umm, nantinya mau kerja di mana?

Aku kuliah di Pendidikan Bahasa Perancis. Aturan lulus jadi guru. Tapi aku gag tau, aku sepertinya gag mau jadi guru. Aku ngerasa kapok, gag cocok, dan gag pengen jadi guru, apalagi ‘cuma’ guru Bahasa Perancis. Cuma dikatain aja sama murid-murid. Lagian, aku orangnya tak terlalu memusingkan masa depan, ntar mau kerja apa, mau jadi apa. Toh sekarang banyak orang yang kerja yang gag sesuai dengan bidangnya. Jadi, kemungkinan besar, kerjaanku nanti adalah sesuatu yang bukan aku perjuangkan layaknya sebuah cita-cita. Sekedar kebutuhan demi menghidupi diri dan mungkin keluarga nantinya. 

Lalu sebenarnya tadinya kamu pengen jadi apa [cita-cita]?

Sebenernya ada keinginan jadi guru. Tapi kapok gara-gara PPL maren. Ada keinginan juga jadi crew di perusahaan televisi. Ada juga keinginan jadi anchor kaya Najwa Shihab (ngakak dulu) tapi aku sadar butuh keahlian dan pengetahuan luas yang aku gag punya (atau aku yang malas menekuninya?). umm jadi dosen aja kali ya? Kan gag beda jauh dari guru. Lebih enak. Murid [mahasiswa] lebih mudah di atur. Malas ngajar? Tinggal kasih tugas aja... hahahahahaha.

Kamu punya pacar gag sih, Rin?

Lagi jomblo. Kenapa?

Hah??? Kamu tuh sekarang umur berapa? Menuju 24 kan? Trus kamu ntar mau nikah umur berapa?

Ini pertanyaan yang paling geje menurutku. Kenapa kamu jadi ngurusin aku? Sekali lagi, aku gag begitu masalah mau nikah umur berapa. Emang sekarang belum ada calon, lalu mau apa? Tak usah terlalu dipaksakan. Hanya karena omongan orang, jadi gag enak, trus maksa-maksa nikah. Aih, sebodo teuing lah. 
Lagian, sejak kapan ada batas usia wajib nikah? Mengapa menikah, apalagi di usia muda, dianggap sebagai suatu kesuksesan besar sehingga harus dilebih-lebihkan? Mungkin memang bagi sebagian besar orang menikah adalah suatu pencapaian, tapi bisakah untuk bersikap biasa wae? Sepertinya kita perlu mengingat dan mengamalkan kembali pelajaran waktu kita sedang berada di Sekolah Dasar: saling menghargai. Menghargai orang lain terhadap segala keputusannya atas dirinya, terutama untuk menikah di usia yang dikehendakinya, atau bahkan tidak menikah.

Jadi, kamu beneran jomblo???

Ciaaaaatttt...jurus lempar kunyuk sembunyi bokong.... Iya. Saya jomblo. Kenapa? Salah? Kenapa kamu mengucapkannya seolah jomblo adalah sebuah dosa besar? My oh my... Aku pernah beberapa kali menjalin hubungan, tapi ternyata gag berhasil dan bertahan lama. Lalu mau apa? Tapi aku gag kapok. Hanya lebih santai. Hubungan masa laluku memberi banyak pelajaran sehingga aku tak mau terlalu gegabah dengan menyambut baik setiap tawaran yang diajukan laki-laki padaku. Aku kudu selektif. Apa aku salah? Kayanya gag deh ya...???

Kowe ki loro og Rin.

Pancen.

Kowe lanang po wedok eh?

Menurutmu? 

Dan berakhirlah pembicaraan itu. Aku geje banget ya??? Hahaha. Bodo lah.
Oia, satu lagi pertanyaan dari temenku [ini udah keluar dari pembicaraan tadi]. Saat itu aku sedang baca novel dan dia lagi ngerjain tugas. Tiba-tiba aku bilang, “Umm kadang-kadang, aku pengen ngrokok”. Seketika dia berhenti ngetik, melihat [kayaknya melotot deh] padaku.

“Kamu ada masalah apa, Mba?”
“Gag ada masalah apa-apa.”
“Trus, kenapa tadi pengen ngrokok?”
“Emang harus punya masalah ya, kalo mau ngrokok?”
“Ya pasti ada alasannya kan..kenapa pengen ngrokok?”
“Harus ada alasan ya?”
“Iya.”
“Apakah setiap perbuatan itu harus ada alasannya?”
“Iya.”
“Kalo aku melakukannya hanya karena aku pengen dan gag ada alasan selain itu?”
“Ya pasti ada alasannya.”
“Hmm kamu belum baca statusku pasti...”
“Apa?”
“Sering aku melakukan sesuatu karena sekedar ingin melakukannya, meskipun gag selalu benar. Tapi kau paham, kan? Aku ingin ‘bersenang-senang’...”

Dia bingung. Aku tersenyum. Lalu melanjutkan aktivitas masing-masing.

Orang-orang yang Aku Kagumi


Sejujurnya, aku ini orang yang mudah iri dengan apa yang bisa dilakukan orang lain, sedangkan aku tidak ;o. Kalo bahasa Jawanya ‘merinan’. Aku menyadari banyak kekurangan pada diriku, karena itulah rasa ‘iri’ itu muncul. Aku selalu pengen dan iri kalo ada orang lain bisa bobo nyenyak sampe berjam-jam, aku iri pada orang yang mahir maen gitar, pinter menjelaskan sesuatu, pinter nggambar, pinter membagi waktu, pinter ngatur duit, dan yang paling bikin aku iri adalah kalo ada orang yang selalu semangat menjalani hidup.

Dan pada orang-orang inilah aku merasa iri:

  1.   Erte. Aku heran, dia bisa-bisanya betah berjam-jam ngadep monitor, lengkap dengan pen-tablet, rokok, dan kopinya, untuk nggambar monster. Dia bisa setengah hari berada di dunianya. Eh, kadang lebih. Hmm emang gitu kali ya, kalo udah nemuin sesuatu yang disukai, bikin kita lupa. Aku aja kalo udah baca novel bisa lupa waktu -,-
    Aku selalu pengen bisa nggambar. Kupikir, menyenangkan sekali bisa menerjemahkan, menggambarkan apa yang ada di pikiran dan imaji kita. Sejauh ini aku hanya bisa nggambar ala anak SD: bebek-rumah-gunung lengkap dengan pemandangannya. Thats all. Sungguh terlaluh...
    Itulah kenapa, aku suka fotografi (nyambung gag?). Menurutku, itu gag beda jauh dengan melukis atau menggambar; menangkap dan membekukan sesuatu yang menarik dan indah. Lagipula, bisa dipelajari. Kalo nggambar kan, harus punya bakat dulu -,-. Tapi yaaa,..kendalanya, ternyata menekuni fotografi itu mahal :’) (nyambung kan??engga??nyambung aja deh...)
    Satu lagi yang aku kagumi dari dia, yaitu cara dia menjalani hidup: selalu bersemangat dalam keadaan apapun [ketoke sih, asline yo mboh] ;p. Kupikir, dia juga seorang yang tak ragu dan berani memperjuangkan apa yang diyakininya. Fight your Faith, Teee,.. =)
  2.  Davi. Ko bisa yaaa, dia itu mengingat tanggal suatu peristiwa sejarah, lalu mengaitkannya dengan perstiwa yang lain, dan menemukan korelasinya. Bang! Daya ingatnya kuat dan pengetahuannya juga luas. Yang paling keren, dia bisa membuat suatu hal yang menurutku sulit menjadi rumus sederhana dan mudah dimengerti. Awwww aku pengen seperti itu. Itu seperi Lintang dalam Laskar Pelangi. Aku heran dan pernah sekali waktu bertanya padanya tentang daya ingatnya yang kuat, kenapa bisa begitu? Makan apa? Dia bilang, “Emang benar ko, apa yang dikatakan para ulama, ilmu itu kalo gag diamalkan akan cepet hilang. Jadi sebisa mungkin kalo aku dapet ilmu baru, aku akan share dan diskusikan dengan teman-teman,..” Hmm...hmmm.. *manggut.manggut* =)
  3. Gina. Dia sahabat baikku. Dia itu selalu bisa membagi waktu. Selama kuliah, dia teman mainku. Kemana-mana bareng. Herannya, kenapa dia bisa lulus duluan? Padahal dia kan juga sama ama aku, cah dolan. Itulah hebatnya. Dia bisa memilah, dolan dan kuliah. Sekarang dia udah S2 dan kerja. Aku? S1 aja gag kelar-kelar.... =)
    Sungguh terlaluh...
    Yang aku heran, dia selalu ada perencanaan, dan selalu terlaksana. Teratur. Ko bisa??? Jian, suatu hal yang sangat berkebalikan dan hampir mustahil kulakukan. Baru beberapa hari yang lalu kami sms-an. Eh tiba-tiba dia tanya, “Mut, kalo boleh tau, apa rencana jangka pendek dan panjangmu??” jeng-jeng...pertanyaan sulit. Ahhh,..aku benci pertanyaannn,..[ups, kalo yg ini Patrick]. Ini dia, dia memaksaku untuk bikin perencanaan! Awww... Kata orang, kalo cewek, harusnya bisa teratur. Tapi aku orangnya berantakan dan sakpenake dewe. Nah loh, sekarang aku jadi bertanya-tanya, aku ini beneran cewek ato bukan??? Huaaaaaaaaaaaa..... ;’(
  4. Mas Dani. Dia teman dan sudah kuanggap kakak sendiri. Dia terlihat cuek dan gag begitu peduli pada orang lain, pada keadaan, pada hidup. Tapi suatu ketika, saat aku sedang ada masalah dan curhat padanya, dia menasehatiku. Gag sama persis, tapi beginilah maksudnya kira-kira: “Memang kadang hidup itu gag adil. Sering kamu dibuat kecewa. Tapi yakin, selalu ada sisi baik di balik semua itu. Kamu hanya jangan terlalu cepat menyerah dan terlalu cepat berpikiran buruk karena itu akan mempengaruhi cara pikirmu selanjutnya”. Adem. Dia juga mengajariku untuk bisa memandang sesuatu dari sisi yang berbeda. :’)
    Ahhh,, ternyata aku belum memberi selamat untuk wisudanya di akhir tahun kemarin. Setelah sekian lama berjuang, akhirnya wisuda juga...walaupun di usia yang tak lagi muda... =)
  5.  Pram. Sejujurnya, aku baru kenal dia, jadi belum terlalu tau tentang dia. Tapi tapi tapi, dia bikin aku iri dan meleleh gara-gara dia jago banget maen gitar. Awwww...kau tahu kan, dari dulu aku pengen bisa maen gitar. Ahh entahlah, i think its so sexy...kakakakakakaak... *guling.guling*


Mereka itu semua temanku. Teman yang bikin aku kagum, bikin aku iri, bikin aku semangat. Eh, maaf, aku mulae lebay ya??? Hahahaha. Gapapa, dikit ini,. =))