Kelanjutan dari kisah kemarin.
Aku gag tahu, apakah aku dan dia itu bisa dikatakan
baik-baik saja atau tidak. Sebelumnya, kami masih saling sms-an, becandaan. Dan
secara tiba-tiba kegiatan itu berkurang bahkan mandeg dengan alasan yang tak kuketahui secara
pasti. Berasumsi, itu pasti. Banyak muncul perkiraan-perkiraan penyebab hal itu
terjadi. Tapi ternyata semakin dituruti, semakin bikin gag enak hati. Emang ya,
bersu’udzon itu gag enak. Jadi, kuputuskan untuk mengakhiri perkiraan tak
berdasar ini dan mulai masa bodoh. :D
Aku merasa, aku tidak harus melakukan apa-apa untuk saat
ini. I’ve played my role, and it’s his turn now. Bukan aku menyimpan gengsi. Nope.
Tidak sama sekali. Aku hanya merasa masih mempunyai malu. Dan kubiarkan saja. Toh,
kalo jodoh gag akan kemana. Aseeeeeekkkkkk. :D
Kapan waktu itu aku cerita ke temenku, Kapo, tentang masalah
ini. Gag biasanya aku curhat sama cowok. Hehehe. Just share aja, aku pengen
tahu, gimana jika ini dilihat dari sudut pandang seorang cowok. Katanya,
mungkin emang dia bener pemalu. Dan katanya, semisal, ini misal aja lho
ya...semisal kami emang jadi, prosesnya akan sangat cepat. Aku dan dia berada
pada usia yang ideal. Jaraknya PAS. Jadi COCOK. Dia gag terlalu tua bagiku, aku
juga gag terlalu muda baginya. Tinggal gimana aja nantinya.
Oke,.pada akhirnya, aku gag terlalu mikirin masalah ini. Ketika
besok orang tuaku nanyain, aku akan jawab sebagaimana keadaan kami seperti ini.
Semoga pada ngerti yaahhh...sesuatuuuhh... ;))