Juli 10, 2012

Ketika Aku Ditantang Masa Depan

Belakangan ini aku jadi rajin berpikir, umm tepatnya kepikiran, tentang apa-nanti-yang-akan-kulakukan dan jadi-apa-aku-nanti dan dengan-siapa-nanti-aku-berbagi.

Pertama, apa-nanti-yang-akan-kulakukan. Maksudnya, apa yang kulakukan setelah lulus kuliah. Ini hampir nyambung dengan poin kedua. Cita-cita. Masih perlukah di umur segini membicarakan cita-cita? Harusnya, itu dulu. Tapi sampai sekarang, aku dibuat bingung oleh diriku sendiri yang ga jelas. Omo! I mean, ga jelas kemana aku mau melangkah.
Mungkin memang sudah terlanjur, jadi tinggal meneruskan saja apa yang sudah kurangkai, atau bisakah aku memulai lagi semuanya? Masih adakah waktu?
Kurasa memang aku harus meneruskan saja. Lelah untuk memulai kembali (atau enggan?).

Kedua, jadi-apa-aku-nanti. Mungkin (di sini akan terjadi pengulangan kata "mungkin") aku akan jadi orang lain, yang sangat berbeda dari diriku yang asli. Mungkin aku akan jadi superman, wonder women, saras 008, atau Xena. Yang penting jadi apa pun aku nanti, aku berharap, itu bisa menjadi suatu kebanggaan dan pantas dibanggakan. That's the point!

Ketiga, dengan-siapa-nanti-aku-berbagi. Pembahasan ini yang paling aku ga ngerti. Pertama dan Kedua bisa kurencanakan. Tapi yang ini? I have no idea.
Dulu, aku terlalu susah untuk move on gara-gara terbayang masa lalu. Sekarang, aku sudah move on, tapi tak tahu mana yang akan kutuju. Tak bermaksud untuk membuat berbagai pilihan, tapi ada beberapa 'opsi' yang memang harus dipilih satu. Maka pertimbangan demi pertimbangan harus dilakukan.
Lalu keyakinan harus ditegaskan.
Kemudian keputusan harus diberikan.
Semua tak mudah. Apa aku yang terlalu banyak pertimbangan? Bukankah memang harus dipertimbangkan?
Ahh sial...mungkin aku harus tanya Patrick. Terkadang dia bisa jadi sangat bijak.

Tidak ada komentar: